Muktamar atau konferensi Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) di Grozny, ibu kota Cechnya, yang berlangsung sekitar satu bulan lalu hingga k...
Muktamar atau konferensi Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) di Grozny, ibu kota Cechnya, yang berlangsung sekitar satu bulan lalu hingga kini masih menyisakan polemik. Dilaporkan bahwa belakangan ini terjadi kontroversi sengit antara ulama kondang Habib Ali al-Jufri dan kaum Salafi/Wahabi.
Sebagaimana dikabarkan laman berita al-Youm7, Ahad (25/9/2016) para tokoh Salafi/Wahabi kembali menghujat Habib Ali al-Jufri dan menyebutnya sebagai seorang sufi yang sesat, sementara sang habib yang memuji Muktamar Cechnya menyebut hujatan terhadap dirinya itu sebagai upaya untuk membungkam kebebasan berbicara.
Yasir Barhami, wakil ketua lembaga Dakwah Salafiyah di Mesir menyatakan bahwa Muktamar Grozni yang dihadiri oleh Habib Ali al-Jufri merupakan salah satu bentuk upaya Barat untuk memerangi Islam dan kaum Muslimin, dan negara-negara Barat berada di balik konferensi yang mengeluarkan kaum Salafi/Wahabi dari barisan Aswaja tersebut.
Samih Abdul Hamid, dai Salafi/Wahabi dalam pesan yang ditujukan kepada Habib al-Jufri menyoal; “Jika Anda merasa tidak melemahkan Salafi dan bahwa Muktamar Ahlussunnah yang diselenggarakan di Cechnya juga tidak melemahkan mereka, lantas mengapa mereka tidak diundang ke Muktamar Cechnya?”
Dia menambahkan, “Ali al-Jufri tidak layak menghukumi siapapun apakah dia Ahlussunnah atau tidak. Muktamar Cechnya tidak merepresentasikan siapapun kecuali orang-orang yang menghadirinya, dan tidak merepresentasikan Ahlussunnah Waljamaah.”
Kecaman lebih pedas terhadap Habib al-Jufri dilontarkan oleh Mahmud Lutfi Amir yang juga seorang da’i Salafi/Wahabi dengan mengatakan bahwa tasawwuf merupakan jalur kesyirikan dan zindiq.
Ali al-Jufri atau al-Jifri adalah seorang habib atau ulama keturunan Rasulullah SAW yang berasal dari Yaman dan dilahirkan di Jeddah, Arab Saudi, 16 April 1971. Dia aktif berdakwah dengan cara yang santun dan bersemangatkan kasih sayang sehingga namanya tersohor di Dunia Islam, termasuk Indonesia, dan diterima oleh semua golongan.
Di Cechnya sosok habib yang sangat kharismatik ini pernah berpidato di depan lautan umat Islam dengan orasi yang sangat memukau dan mengharukan sehingga membuat lautan umat histeris dan menangis.
Lihat videonya di sini:
Menanggapi badai kecaman itu Habib Ali al-Jufri dalam status di halaman Facebooknya menyatakan bahwa tuduhan-tuduhan kaum Wahabi yang dilontarkan terhadap dirinya tak lebih dari sekedar upaya untuk membungkam kebebasan bersuara dan mendistorsi Muktamar Ahlussunnah Waljamaah.
“Upaya membungkam mulut, memaksakan pencairan istilah-istilah yang ada, dan upaya memerangi Muktamar Cechnya tidak akan efektif, dan perang urat saraf serta rumor tendensius tidak akan membuat kami takut,” tulisnya.
Dia melanjutkan, “Manhaj Ahlussunnah sangat kuat dan solid. Kami tidak terkurung oleh syubhat, walaupun syubhat itu dianggap kuat oleh pihak lawan. Kami tidak kebingungan dalam memahami manhaj yang matang. Allah SWT akan memenangkan kebenaran dan pengikut kebenaran dengan kemuliaan orang yang mulia atau kehinaan orang yang hina. Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.”
Seperti diketahui, sebanyak lebih dari 200 ulama Ahlussunnah Waljamaah dari pelbagai penjuru dunia, termasuk Imam Besar al-Azhar, Mesir, Syeikh Ahmad al-Tayeb, telah menghadiri sebuah konferensi bertema “Siapa Ahlussunnah Waljamaah?” di Grozny, ibu kota Cechnya, pada 25 – 27 Agustus 2016.
Para peserta muktamar ini membuat pernyataan-pernyataan yang menyindir kaum Salafi/Wahabi sebagai kelompok penebar perpecahan dan pencemar nama baik Islam, dan muktamar ini bahkan juga tidak memasukkan Salafi/Wahabi dalam daftar kelompok Ahlussunnah Waljamaah.(LI)