Obesitas adalah kondisi yang memang tidak diharapkan oleh semua orang karena memang salah satu dampak yang akan dirasakan oleh seseorang...
Obesitas adalah kondisi yang memang tidak diharapkan oleh semua orang karena memang salah satu dampak yang akan dirasakan oleh seseorang seperti susah bergerak sehingga membatasi ruang gerak yang tidak seperti biasanya oleh kebanyakkan orang. Untuk lebih lanjutnya kita perhatikan tentang obesitas berikut ini :
PENGERTIAN OBESITAS
Obesitas merupakan sebuah kondisi kronis di mana terjadinya
penumpukan lemak di dalam tubuh sehingga melebihi batas yang baik untuk
kesehatan. Pengukuran berat badan serta kaitannya dengan kesehatan ini bisa
diukur melalui penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT).
IMT adalah penghitungan berat badan yang
mengacu pada rasio berat dan tinggi seseorang. Manfaat penghitungan IMT ini
adalah untuk mengetahui apakah seseorang mengalami kekurangan, kelebihan, atau
berat badan yang sehat.
Rumus yang dipakai dalam penghitungan IMT adalah berat tubuh dalam
kilogram dibagi dengan tinggi tubuh dalam satuan meter kuadrat (m²). Sebagai
contoh jika berat badan seseorang adalah 66 kilogram dan tingginya adalah 1,65
meter, maka penghitungannya adalah 66/(1,65 X 1,65)= 24,24 kg/m².
Jika Anda termasuk populasi Asia dan hasil IMT Anda berada di
bawah angka 18,5 kg/m², maka Anda kekurangan berat badan. Sedangkan jika berada
di antara 18,5-22,9 kg/m², maka bobot tubuh Anda termasuk sehat.
Jika hasil IMT Anda berada di antara 25-30 kg/m², maka Anda
kelebihan berat badan. Meski belum dikategorikan sebagai obesitas, Anda perlu
berwaspada karena pada tahapan ini risiko masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2, stroke,
dan penyakit jantung sudah meningkat.
Seseorang baru masuk ke dalam kategori obesitas jika hasil IMT-nya
menunjukkan angka di atas 30 kg/m². Pada tahap ini, risiko terkena
masalah-masalah kesehatan tadi menjadi makin tinggi.
Untuk
dapat menjalani aktivitas sehari-hari, kita membutuhkan energi. Energi ini kita
dapat dari makanan yang kita konsumsi. Ketika jumlah asupan energi kita lebih
besar dari yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas, maka sisa energi tersebut
akan disimpan di tubuh dalam bentuk lemak.
Dua hal utama yang menyebabkan seseorang terkena obesitas adalah
pola makan yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik. Seseorang yang banyak
mengonsumsi makanan tinggi kalori dalam bentuk gula dan lemak, ditambah gaya
hidupnya yang tidak banyak bergerak, akan rentan untuk mengalami obesitas.
Selain faktor makanan dan gerak fisik, obesitas juga bisa
disebabkan oleh masalah kesehatan seperti hipotiroidisme atau kurangnya
produksi hormon oleh kelenjar tiroid, oleh obat-obatan seperti kortikosteroid,
atau oleh faktor genetika.
Obesitas
tidak boleh diabaikan karena dapat memicu masalah kesehatan seperti stroke,
penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker seperti kanker usus dan payudara.
Obesitas dapat ditangani sendiri dengan disiplin menerapkan
pola makan sehat seperti mengonsumsi makanan rendah lemak dan gula, serta
berolahraga secara teratur seperti berjalan, bersepeda, bermain bulu tangkis,
atau berenang. Selain dengan kedua langkah tersebut, penanganan obesitas juga
bisa ditunjang dengan konsumsi obat-obatan, seperti misalnya orlistat.
Dalam beberapa kasus, obesitas dapat ditangani dengan operasi.
Operasi biasanya hanya dilakukan jika obesitas sudah sangat parah sehingga
dikhawatirkan dapat mengancam nyawa penderitanya. Operasi juga dipertimbangkan
jika usaha-usaha menurunkan berat badan yang sudah dilakukan untuk beberapa
waktu tidak membuahkan hasil.
Perlu Anda ingat bahwa penurunan berat badan yang dilakukan dengan
usaha sendiri membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Karena itu dibutuhkan
kesabaran serta kontinuitas agar hasil dapat diraih dan dipertahankan dalam
jangka panjang.
PENYEBAB
OBESITAS
Obesitas tidak terjadi dalam waktu singkat, namun akan berkembang
seiring waktu. Penyebab utama kondisi ini adalah berlebihannya asupan kalori
untuk tubuh kita dibandingkan dengan yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas
sehari-hari. Kalori yang tersisa atau yang tidak terpakai kemudian akan diubah
menjadi lemak dan mengendap di dalam tubuh.
Selain hal-hal tersebut, ada beberapa faktor lain yang dapat
menyebabkan atau memicu seseorang terkena obesitas, di antaranya:
- Faktor genetika atau keturunan.
- Faktor lingkungan keluarga, misalnya kebiasaan makan atau minum buruk yang telah tertanam sejak kecil.
- Kurang tidur. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan hormon di dalam tubuh, termasuk hormon yang mengatur nafsu makan.
- Kehamilan. Saat hamil, wanita akan membutuhkan banyak asupan nutrisi dari makanan. Namun tidak sedikit pula dari mereka yang sulit untuk menguruskan kembali tubuhnya setelah melahirkan.
Masalah
kesehatan yang mendasari, seperti hipotiroidisme juga dapat memicu obesitas.
Kurangnya produksi hormon oleh kelenjar tiroid yang menyebabkan metabolisme
tubuh menurun. Selain itu, penyakit radang sendi artritis yang menyebabkan penderitanya sulit untuk
banyak bergerak. Sindrom Cushing juga menyebabkan penderitanya berkelebihan
berat badan.
Faktor penyebab obesitas terakhir adalah mengonsumsi obat-obatan
yang memiliki efek samping meningkatkan berat badan. Contoh-contoh obat
tersebut adalah obat golongan kortikosteroid, obat antidepresi, obat
antipsikotik, obat diabetes, dan obat antikejang untuk epilepsi.
DIAGNOSA
OBESITAS
Diagnosis obesitas tidak berhenti pada pengukuran indeks massa
tubuh (IMT) saja. Selain mengukur berat dan tinggi badan pasien, dokter akan
mencari tahu faktor-faktor yang menyebabkan obesitas sehingga penanganan yang
sesuai bisa ditentukan:
Meninjau riwayat kesehatan pasien dan
keluarga adalah hal pertama yang dilakukan oleh dokter. Hal ini penting untuk
menentukan penanganan yang tepat dan untuk menghindari tindakan yang dapat
membahayakan pasien. Langkah ini juga dipadukan dengan pemeriksaan mengenai
pola hidup yang dijalani pasien. Seperti apa kebiasaan aktifitas dan makanan
sehari-harinya.
Selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan
fisik untuk mengetahui kondisi pasien, misalnya mengukur detak jantung dan
tekanan darah. Langkah ini penting untuk mengumpulkan referensi dari kondisi
yang dimiliki oleh pasien pada saat ini. Pasien juga diharuskan untuk melakukan
pemeriksaan darah yang melingkupi kadar glukosa, kolesterol, hormon tiroid, serta pemeriksaan laboratorium lainnya yang
dibutuhkan untuk mengetahui adanya masalah kesehatan yang mendasari.
Tanyakan kepada dokter jika Anda merasa
mengalami obesitas untuk mendapatkan bimbingan dan cara penanganan yang tepat
dan aman.
PENGOBATAN
OBESITAS
Jika obesitas Anda disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan
belum menyebabkan komplikasi apa pun, maka kondisi ini dapat Anda tangani
sendiri atau dengan bantuan dokter. Namun jika obesitas Anda terkait dengan
beberapa masalah kesehatan lainnya, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau apnea
tidur obstruktif, maka sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter
agar pengobatan Anda disesuaikan.
Hal pertama yang harus Anda perhatikan dalam menangani obesitas
adalah makanan atau minuman yang dikonsumsi. Hindari makanan dan minuman yang
kandungan kalori, lemak, gula, serta berkadar alkohol tinggi.
Perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung serat seperti
sayuran dan buah-buahan. Nasi merah, telur, daging rendah lemak,
kacang-kacangan, ikan, kentang, dan roti juga termasuk makanan yang sehat,
namun porsinya harus Anda sesuaikan dengan kebutuhan aktivitas Anda sehari-hari
dan jangan berlebihan.
Hindari juga makanan yang terlalu banyak mengandung garam karena
dapat menyebabkan hipertensi.
Hal kedua yang harus Anda lakukan dalam menangani obesitas adalah
dengan memperbanyak melakukan aktivitas fisik dan olahraga. Disarankan untuk
melakukan olahraga setidaknya selama 2,5 jam per minggu. Contoh-contoh olahraga
yang mudah dilakukan seperti berjalan santai, berlari, berenang, bermain
bulutangkis dan bersepeda.
Harus Anda ingat bahwa penanganan obesitas tidak bisa dilakukan
secara instan. Menurunkan berat badan secara drastis dengan cara yang ekstrim
malah akan merusak tubuh. Pengobatan obesitas membutuhkan niat, keinginan,
serta disiplin dalam menjalaninya agar hasil yang Anda raih dapat bertahan
dalam jangka panjang. Kebiasaan makan secara sehat dan berolahraga sebaiknya
menjadi pola hidup dan bukan hanya sampai berat badan turun.
Pengobatan obesitas
dengan dibantu obat-obatan
Selain
dengan menyarankan Anda memperbaiki pola makan dan melakukan olahraga, jika
perlu dokter akan meresepkan obat untuk melengkapi penanganan obesitas Anda.
Obat yang sering diresepkan adalah orlistat. Obat ini bekerja di dalam saluran
pencernaan dengan cara memblokir penyerapan lemak oleh tubuh. Efek samping
penggunaan orlistat tergolong ringan, yaitu pusing, nyeri perut, perut kembung,
sulit menahan dan sering buang air besar. Mereka yang mengonsumsi obat ini pun
kotorannya bisa tampak seperti berminyak. Hal ini disebabkan oleh pembuangan
lemak yang tidak terserap oleh tubuh.
Pengobatan obesitas
dengan prosedur operasi
Prosedur
operasi biasanya baru disarankan jika obesitas yang diderita pasien sudah
mencapai taraf sangat berbahaya atau jika tidak bisa ditangani dengan perubahan
pola makan dan olahraga.
Meski prosedur bedah menjanjikan hasil yang cepat, namun tidak
menjamin bahwa penurunan berat badan dapat dipertahankan secara jangka panjang.
Hasil operasi akan dapat dipertahankan pasien jika dia mau mengubah kebiasaan
pola hidup negatifnya menjadi pola hidup yang sehat.
Contoh-contoh prosedur operasi untuk menangani obesitas adalah
operasi bypasslambung dan operasi laparoscopic adjustable
gastric banding (LAGB).
Operasi bypass lambung dilakukan dengan tujuan
membatasi jumlah makanan yang masuk dan penyerapannya dengan cara memperkecil
ukuran lambung.
Sedangkan operasi LAGB hampir mirip dengan bypass lambung,
yaitu bertujuan memperlambat proses konsumsi makanan sehingga Anda lebih cepat
merasa kenyang dan akhirnya mengurangi jumlah asupan makanan. Prosedur ini
dilakukan dengan cara memasang perangkat penjepit berbentuk gelang di sekitar
lambung.
KOMPLIKASI
OBESITAS
Obesitas dapat menimbulkan ragam masalah kesehatan, baik kesehatan
psikologis maupun fisik bagi si penderita. Bagi sebagian pasien, rasa tidak
percaya diri dan depresi bisa timbul. Selain itu, pasien juga bisa mengalami
cepat lelah atau kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik.
Jika Anda mengalami kondisi obesitas, Anda akan dihadapkan kepada
beberapa kondisi yang berisiko timbul akibat pola hidup yang tidak
sehat. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang dimaksud.
- Diabetes tipe
- Stroke
- Gangguan pernapasan
- Penyakit ginjal
- Radang sendi
- Gangguan fungsi hati
- Hipertensi
- Kolesterol tinggi
- Penyakit batu empedu
- Beberapa jenis kanker, seperti kanker usus
Dari
segi produktifitas seksual, sebagian pasien dapat mengalami disfungsi
seksual atau kemandulan. Pada kasus yang berbeda pada pasien wanita, obesitas
juga dapat mengakibatkan haid menjadi tidak lancar, kanker rahim, atau kanker
payudara.
Bagi penderita obesitas, kehidupan akan terasa berbeda jika
dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal. Kualitas kehidupan
penderita obesitas juga akan mengalami penurunan. Penderita tidak
lagi bisa melakukan aktivitas fisik yang menyenangkan, termasuk di dalamnya,
cenderung untuk menghindari tempat-tempat yang dipenuhi oleh orang-orang.
Sumber : www.alodokter.com + Keterangan oleh : m-ubarak.blogspot.co.id